Jumat, 29 Oktober 2021

Khutbah Jumat Sebab Musibah dan Bencana

Musibah dan bencana adalah bagian dari ujian Allah Subhanahu wata'ala. Berikut khutbah jumat selengkapnya.   

Khutbah Jumat Tentang Sebab... by pusatjamdigital


KITA masih ingat dengan materi hari lalu yakni "Bencana Di antara Ujian Dan Adzab dari Allah SWT". Untuk orang memiliki iman sesudah pahami demikian yakinnya jika Bencana ialah ujian dan takdir Allah. 

Ini perlu kita berikan dalam kepercayaan kita jika ujian dan masalah ialah pertanda kasih-sayang Allah pada hamba-Nya yang memiliki iman.


Maka makin Allah cinta pada seorang, karena itu ujian yang diberi kepadanya dapat makin berat. Karena ujian itu akan makin meningkatkan derajat dan kemuliaannya di depan Allah, dan ini sekalian jadi takdir Allah yang dikasih ke hambanya. Satu contoh orang yang paling disayangi Allah ialah beberapa Nabi dan Rasul. Mereka ialah orang yang terberat terima ujian saat hidupnya. 

Ujian mereka benar-benar berat melewati ujian yang dikasih ke manusia yang lain. Misalnya Nabi Ayub AS. Allah SWT mengetesnya dengan kemiskinan dan penyakit yang paling berat sepanjang berpuluh-puluh tahun, tetapi dia masih tetap sabar.

Sesudah beberapa Nabi dan Rasul, orang yang ujiannya benar-benar berat ialah beberapa shalihin dan beberapa ulama. Demikian secara berurut, sampai Allah SWT menerpakan ujian yang enteng ke beberapa orang pemula, terhitung kita didalamnya. Yang jelas, saat sesudah seorang mengikrarkan diri memiliki iman, karena itu Allah akan mempersiapkan ujian untuknya.

Dalam Alquran tercatat janji Allah, "Apa manusia itu menduga jika mereka akan didiamkan (saja) menjelaskan: Kami sudah memiliki iman, lalu tidak dites kembali? Benar-benar Kami sudah mengetes beberapa orang saat sebelum mereka, karena itu sebenarnya Allah ketahui beberapa orang yang betul dan ketahui beberapa orang yang dusta" (QS Al Ankabut: 2-3).

Satu saat seorang lelaki berjumpa dengan seorang wanita yang diduganya pelacur. Dengan jahil, lelaki itu memikat sang wanita hingga tangannya sentuh badannya. Atas tindakan itu, sang wanita-pun geram. Karena kaget, lelaki itu melihat ke belakang, sampai wajahnya terbentur tembok dan dia juga cedera.

Saat peristiwa, lelaki jahil itu pergi menjumpai Rasulullah dan bercerita pengalaman yang barusan dirasakannya. Rasulullah SAW memberi komentar, "Kamu seseorang yang masih diinginkan oleh Allah jadi baik". Kemudian, Rasul ucapkan hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mughaffal.

SADARILAH jika masing-masing kita bakal ada ujiannya, ujian sebagai takdir Allah yang harus diterima minimum dengan kesabaran. Dan ini tentu saja harus ucapkan Alhamdulillah bila sanggup diterima dengan ridha bahkan juga rasa sukur. 

Tidak ada manusia yang tak pernah tidak mendapatkan ujian dengan alami kesulitan dan duka cita. Tiap ujian tentu Allah timpakan sesuai kandungan kekuatan hamba-Nya, dan ini memiliki arti malah bentuk cintanya Allah Ke kita.

"Bila Allah inginkan kebaikan pada hamba, Ia akan lekaskan hukumannya di dunia. Bila Allah menginginkan kejelekan kepadanya, Ia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang dia lakukan bahkan sampai dikerjakan di hari kiamat nantinya." (HR. Tirmidzi, shahih).

Silahkan pikirkan hadist ini. Apa kita tidak mau Allah menginginkan kebaikan ke kita? Allah lekaskan hukuman kita di dunia supaya Allah tidak memberi hukuman kita kembali diakhirat. Tentu saja hukuman di akhirat lebih hebat dan berlipat ganda double. Karena itu pasti orang yang berpikiran dan memiliki iman ke hari akhirat, akan cenderung pilih hukuman disegera di dunia dibanding diundur pada hari kiamat nantinya.

Apa kita ridha atau murka dengan takdir Allah, Selanjutnya jika kita murka dan tidak terima, apa dapat mengubah takdir dan kondisi kita sekarang ini. Karena itu silahkan kita ridha dan berbahagia dengan takdir Allah. 

Kita harus berprasangka baik ke Allah karena Allah sama sesuai prasangka hamba-Nya. Jika kita murka dan tidak ridha, memiliki arti itu realitanya jika bencana ini turun sebagai adzab untuk kita.

Jika kita ridha dan usaha mengoreksi diri, mudah-mudahan ini ialah ujian yang mengusung derajat kita. 

Sebagaimana Firman Allah, "Dan benar-benar akan Kami beri masalah padamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan kabar bahagia ke beberapa orang yang sabar, (yakni) beberapa orang yang jika aditimpa bencana, mereka ucapkan: "Innaa Lillahi wa innaa ilaihi raji'uun". Mereka itu yang memperoleh keberkatan yang prima dan karunia dari Rabbnya, dan mereka itu beberapa orang yang mendapatkan panduan." (Qs. Al-Baqarah: 155-157).